Jumat, September 13, 2024
BerandaArtikelBong Chandra dan Kisah 15 Tahun Perjalanannya di Industri Properti

Bong Chandra dan Kisah 15 Tahun Perjalanannya di Industri Properti

Industri properti dikenal sebagai salah satu sektor bisnis yang memiliki entry level sangat sulit. Ini bukanlah bisnis yang bisa dimasuki dengan mudah oleh sembarang orang. Dibutuhkan bukan hanya modal finansial yang besar, tetapi juga pemahaman yang mendalam tentang pasar, jaringan yang luas, serta intuisi bisnis yang tajam. Bong Chandra, pendiri Trinity Land, adalah salah satu dari sedikit orang yang berhasil menaklukkan tantangan ini sejak usia muda. Dalam perjalanannya yang kini telah mencapai 15 tahun, Bong mengisahkan jatuh bangun serta pelajaran berharga yang didapat dari industri properti.

Awal Mula yang Penuh Tantangan

Bong Chandra memulai kariernya di industri properti pada tahun 2009 saat usianya baru menginjak 20 tahun. Keputusan untuk terjun ke industri properti bukanlah sesuatu yang diambilnya secara spontan. Ia menyadari bahwa bisnis ini memiliki entry level yang sangat sulit, dan hanya sedikit orang yang bisa bertahan di dalamnya. Namun, ia juga percaya bahwa keberuntungan adalah kombinasi dari kerja keras dan kemampuan untuk memanfaatkan peluang yang ada.

Pada tahun 2009, Bong bertemu dengan Matius Yusuf, seorang pelaku properti berpengalaman yang telah malang melintang di industri ini selama lebih dari 20 tahun. Pertemuan ini menjadi titik awal dari perjalanan Bong di industri properti. Bersama dengan tiga rekan lainnya, mereka memutuskan untuk memulai proyek pertama mereka, yang diberi nama Ubud Village. Proyek ini berada di kawasan Ciledug, dengan luas lahan mencapai 4,8 hektar. Meskipun modal awal mereka sangat terbatas, mereka berhasil mendapatkan term of payment yang fleksibel, yang memungkinkan mereka untuk membebaskan lahan tersebut dengan hanya membayar DP sebesar 5% dari total harga tanah.

Keberuntungan dan Strategi Awal

Dalam menjalankan proyek Ubud Village, Bong memanfaatkan jaringan komunitasnya yang luas untuk mencari investor. Strategi ini terbukti berhasil, dan mereka mampu mengumpulkan dana yang cukup untuk melunasi tanah tersebut dan memulai pembangunan. Proyek ini, yang diluncurkan dengan konsep Bali, berhasil terjual habis pada tahun 2012.

Keberhasilan awal ini memberikan Bong kepercayaan diri untuk terus mengembangkan usahanya di industri properti. Namun, ia juga menyadari bahwa kesuksesan di industri ini tidak hanya bergantung pada strategi yang tepat, tetapi juga pada kemampuan untuk bertahan menghadapi tantangan dan risiko yang tak terduga.

Jatuh Bangun di Industri Properti

Setelah sukses dengan Ubud Village, Bong dan timnya memutuskan untuk melakukan ekspansi ke beberapa proyek lain di Bali, Balikpapan, dan Cengkareng. Namun, perjalanan mereka tidak selalu mulus. Di Bali, proyek mereka mengalami hambatan karena masalah izin yang tidak kunjung keluar, meskipun mereka sudah melakukan pre-sale dan acara peluncuran. Di Balikpapan, mereka juga menghadapi kendala yang serupa, di mana proyek tidak bisa berjalan sesuai rencana. Demikian pula dengan proyek di Cengkareng, yang akhirnya harus ditunda.

Pengalaman ini memberikan pelajaran berharga bagi Bong dan timnya. Mereka menyadari pentingnya memastikan bahwa lahan yang mereka beli haruslah clear and clean, serta memiliki izin yang lengkap sebelum memulai pembangunan. Pada tahun 2014, mereka memutuskan untuk membeli lahan seluas 1 hektar di Alam Sutra, dengan harga Rp110 miliar. Meskipun awalnya mereka ragu untuk membangun apartemen di lahan tersebut, kehadiran mitra dari perusahaan BUMN akhirnya membuat mereka yakin untuk melanjutkan proyek tersebut.

Tantangan di Masa Pandemi

Industri properti mengalami guncangan besar ketika pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2019. Bong mengakui bahwa ini adalah masa-masa tersulit dalam perjalanan Trinity Land. Selama lebih dari dua tahun, mereka tidak memiliki pendapatan karena larangan pameran dan penjualan properti secara langsung. Meskipun begitu, Bong dan timnya memutuskan untuk terus membangun dengan menggunakan dana pribadi mereka.

Keputusan ini terbukti tepat ketika pemerintah mengumumkan kebijakan subsidi PPN 100% untuk pembelian properti yang sudah selesai dibangun. Trinity Land, yang pada saat itu berhasil menyelesaikan pembangunan dua tower apartemen, segera merasakan lonjakan penjualan yang signifikan. Ini menjadi titik balik bagi mereka untuk kembali bangkit dari masa sulit.

Shifting ke Proyek Landed House

Setelah bertahun-tahun fokus pada pembangunan highrise building seperti apartemen, Bong dan timnya memutuskan untuk melakukan pivot pada tahun 2022. Mereka mulai fokus pada pembangunan proyek landed house, dengan proyek pertama mereka bernama Sekoya Hills yang berlokasi di Sentul, dengan luas 95 hektar. Proyek ini menjadi titik awal dari strategi baru Trinity Land dalam mengembangkan sustainable development di Indonesia.

Build with Trin: Inovasi untuk Masa Depan

Pada tahun 2024, dalam rangka memperingati 15 tahun perjalanan Trinity Land, Bong memperkenalkan program baru yang disebut Build with Trin (BWT). Program ini merupakan inisiatif untuk mengajak masyarakat, khususnya mereka yang memiliki minat di bidang properti, untuk ikut berpartisipasi dalam pengembangan proyek terbaru Trinity Land di NTT, yang diberi nama Tanamori. Proyek ini berlokasi di dekat kawasan Labuhan Bajo, yang telah ditetapkan sebagai salah satu dari lima destinasi super prioritas oleh pemerintah Indonesia.

Program Build with Trin ini dirancang sebagai partnership non-capital, di mana peserta tidak perlu mengeluarkan modal finansial, tetapi dapat berkontribusi melalui pengetahuan, jaringan, atau brand mereka. Bong percaya bahwa partnership yang sukses tidak selalu harus melibatkan modal finansial, tetapi juga bisa didasarkan pada kerjasama yang saling menguntungkan dalam bentuk lain.

Kesimpulan

Kisah 15 tahun perjalanan Trinity Land adalah bukti bahwa kesuksesan di industri properti tidak hanya ditentukan oleh modal atau strategi bisnis semata, tetapi juga oleh ketekunan, keberanian mengambil risiko, dan kemampuan untuk beradaptasi dengan situasi yang berubah. Bong Chandra dan timnya telah membuktikan bahwa dengan kerja keras, integritas, dan inovasi, tantangan sebesar apapun dapat dihadapi dan diatasi.

Program Build with Trin yang diluncurkan pada tahun 2024 menandai babak baru dalam perjalanan Trinity Land. Melalui program ini, Bong ingin memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk ikut merasakan pengalaman membangun dan mengembangkan properti di Indonesia, sambil berkontribusi dalam menciptakan destinasi pariwisata kelas dunia di NTT.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments