Berdaulat.id, Tulungagung -kamis 29 agustus 2024 berita mengenai potensi gempa megathrust belakangan ini ramai diperbincangkan dan menjadi viral di media sosial, menimbulkan kekhawatiran di kalangan masyarakat.
Menyikapi hal ini, LMI Tulungagung mengimbau masyarakat untuk tetap waspada, tetapi tidak panik. Gempa bumi adalah fenomena alam yang tidak dapat diprediksi secara pasti kapan dan di mana akan terjadi. Oleh karena itu, kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi kemungkinan bencana ini.
Perkuat mitigasi hadapi potensi gempa megathrus dengan program GANALA (Siaga Bencana Alam). LMI Tulungagung berkolaborasi dengan Pendamping Desa Balerejo mengadakan edukasi sosialisasi dan Simulasi penanggan gempa bumi di Sekolah Luar Biasa (SLB) Korpri Kauman Tulungagung.
Kegiatan GANALA ini bertujuan untuk meningkatkan kewaspadaan dan pemahaman bila terjadi gempa di sekolah yang siswanya berkebutuhan khusus tersebut.
Kepala Sekolah SLB Korpri Kauman Sukriyono mengatakan “kami berterima kasih kepada LMI Tulungagung yang telah memberikan program GANALA ini, edukasi sosialisasi dan simulasi gempa untuk disabilitas ini baru pertama kali diselenggarakan.” katanya.
“Jadi, tujuan kegiatan simulasi bencana gempa bagi penyandang disabilitas khususnya siswa SLB, adalah untuk memberikan pengetahuan standar evakuasi bencana di satuan pendidikan dalam rangka pengurangan risiko bencana,”
Kegiatan ini diikuti oleh 43 siswa siswi beserta 4 guru Atau orang tua pendamping” tambahnya.
Kegiatan ini disambut baik Pihak Desa ibu Sri Handayani selaku ketua PKK menyebutkan bahwa kegiatan ini sangat positif dan membantu kami warga dan guru khususnya untuk peserta didik dapat mengetahui cara melindungi diri dan hal-hal yang harus dilakukan pada saat terjadinya bencana gempa. Kemudian, poster juga membantu peserta didik dalam mengenal tanda-tanda atau simbol yang harus diketahui dan diperhatikan sebagai upaya menghindar serta melindungi diri dari gempa. Beliau juga menambahkan bahwa melalui praktik langsung dan gambar yang ada pada poster tersebut, dapat membuat peserta didik lebih paham tentang adanya bencana gempa.
Susanto SPV DPB Laznas LMI menjelaskan “Upaya untuk mengurangi risiko bencana bagi anak berkebutuhan khusus sangatlah diperlukan guna meminimalisir dampak yang diakibatkan oleh bencana yang datang. Mitigasi bencana yang dapat diterapkan pada anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah seperti memberikan sosialisasi kepada anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) mengenai bencana yang datang sampai pada dampak dan cara mengatasinya, lalu bisa dilakukan simulasi kelompok kecil guna dapat mempraktikkan secara langsung cara menanggulangi bencana sehingga anak-anak berkebutuhan khusus (ABK) tidak panik saat bencana datang.”
“Maka kita harus membuat anak berkebutuhan khusus (ABK) tersebut menjadi tangguh terhadap bencana.” pungkasnya.
Lilik Yuliana Salah satu pendamping desa Kauman dan sektretaris FPRB Tulungagung menjelaskan ” program GANALA Hadir bagi mereka Pendidikan kebencanaan untuk anak berkebutuhan khusus (ABK) bertujuan untuk membantu mereka membangun pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang diperlukan untuk mempersiapkan dan mengatasi bencana. Selain itu, pendidikan kebencanaan juga dapat membantu ABK meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh bencana.” pungkasnya (Snt)