Islam mengajarkan pentingnya keseimbangan dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam hal membelanjakan harta. Ustadz Dr. Firanda Andirja, MA, dalam ceramahnya, mengingatkan bahwa harta yang kita miliki adalah titipan dari Allah dan kita akan dimintai pertanggungjawaban atas penggunaannya.
Prinsip Utama dalam Membelanjakan Harta
- Kehalalan Sumber Harta: Pertama-tama, penting memastikan bahwa harta yang diperoleh berasal dari sumber yang halal. Ini adalah pondasi utama dalam Islam, karena harta yang haram tidak hanya membahayakan individu secara spiritual, tetapi juga bisa membawa dampak buruk bagi masyarakat.
- Pertanggungjawaban atas Penggunaan Harta: Setelah memastikan kehalalan sumber harta, langkah berikutnya adalah memperhatikan ke mana harta tersebut dibelanjakan. Menurut Ustadz Firanda, seseorang akan ditanya oleh Allah di akhirat tentang bagaimana mereka membelanjakan hartanya. Ini termasuk pertanyaan tentang pembelian barang-barang mewah atau pemborosan yang tidak diperlukan.
- Hindari Pemborosan dan Kesombongan: Islam sangat menekankan pada sikap tidak berlebih-lebihan dan tidak bersikap sombong dalam hal apapun, termasuk dalam membelanjakan harta. Memiliki barang-barang mewah seperti tas mahal atau jam tangan yang harganya mencapai jutaan hingga miliaran rupiah bisa menjadi bentuk pemborosan dan kesombongan jika tidak didasari oleh kebutuhan yang jelas dan justifikasi yang benar di hadapan Allah.
Tanggung Jawab Sosial
Selain memperhatikan penggunaan harta untuk diri sendiri, Islam juga mengajarkan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat sekitar. Ini bisa berupa zakat, infak, dan sedekah. Ustadz Firanda menekankan bahwa setelah seseorang memenuhi kewajiban zakat dan melakukan berbagai amal sosial, barulah mereka dapat mempertimbangkan pembelian barang-barang yang mungkin tergolong mewah, namun tetap dengan pertimbangan yang matang.
Kesimpulan
Membelanjakan harta dengan bijak adalah cerminan dari ketaatan dan kepatuhan seseorang kepada Allah. Setiap Muslim dianjurkan untuk selalu introspeksi dan berhati-hati dalam setiap tindakan yang mereka ambil, termasuk dalam aspek finansial. Dengan demikian, kita bisa menjalani kehidupan yang seimbang dan penuh berkah, serta siap menghadapi pertanyaan di akhirat kelak mengenai bagaimana kita menggunakan harta yang Allah titipkan kepada kita.