Berdaulat.id – Beredarnya surat terbuka Ruslan Buton yang diunggah dalam bentuk Video diberbagai Media Sosial (Medsos) untuk Presiden Joko Widodo (Jokowi), pada Rabu, (20/5/20) menjadi treding topik para netizen.
Bagaimana tidak, video surat terbuka yang berdurasi kurang lebih 4.11 menit dan disampaikan panglima serdadu eks Trimatra Nusantara, Ruslan Buton tersebut, meminta Jokowi secara legowo meletakan jabatannya sebagai kepala negara.
Hal itu, ia sampaikan, karena Jokowi dinilai belum mampu dalam mengemban amanah rakyat, dan demi menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Berikut isi lengkap dalam surat terbuka yang dilayangkan Ruslan Buton:
Kepada yang terhormat Ir.H. Joko Widodo
Asalamualaikum warohmatullahi wabarokatu
Saya Ruslan Buton mewakili mewakili seluruh warga esatuan republik Indonesia yang sangat prihatin dengan kondisi bangsa saat ini. Ditengah pandemi Covid-19, saya melihat tata kelola berbangsa dan bernegara yang begitu sulit dicerna akal sehat untuk dipahami oleh siapapun.
Kebijakan-kebijakan saudara selalu melukai dan dan merugikan kepentingan rakyat bansa dan negara.Yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah ancaman lepasnya kedaulatan negara kesatuan republik indonesia yang sangat kami cintai ini.
Suka atau tidak suka, diera kepemimpinan saudaralah semua menjadi kacau balau alias amburadul dalam segala hal. Entah karena ketidak mampuan saudara atau bisikan kelompok yang memiliki kepentingan yang tidak saudara pahami atau mungkin saudara telah tersandra oleh kepentingan para elit politik.
Disini saya tidak akan memaparkan kebijakan-kebijakan saydara yang lebih banyak merugikan rakyat bangsa dan negara.Sebagai etika saya untuk berkomunikasi dengan saudara yang kebetulan menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia.
Saudara Joko Widodo yang saya Hormati, semua sistem yang berlaku di negeri ini bagaikan benang kusut yang sangat sulit untuk dirajut kembali. Oleh karenanya, dengan bahasa yang sangat sederhana ini, saya memohon dengan hormat agar saudara dengan tulus dan iklas secara sadar untuk mengundurkan diri dari Jabatan saudara sebagai Presiden Republik Indonesia.
Hal ini perlu dilakukan demi kepentingan bangsa untuk menyelamatkan negara kesatuan rapublik Indonesia, sebelum kedaulatan negara benar-benar runtuh dan dikuasai asing terutama China komunis
Saya Tahu, ini adalah pilihan sulit, namun merupakan pilihan terbaik.Saudara seorang negarawan pastinya yang ingin membangun negeri ini, namun harus jujur saya katakan bahwa saudara belum memiliki banyak kemampuan untuk membangun bangsa yang besar ini.
Berdasarkan amanat Undang- Undang Dasar (UUD) 1945, sehingga terjadilah kebijakan- kebijakan yang menjadi blunder politik yang sangat merugikan rakyat, bangsa dan negara.
Saudara Joko Widodo, sekali lagi saya sampaikan bahwa solusi terbaik menyelamatkan bangsa dan negara kesatuan republik Indonesia hanya ada satu, saudara harus bersikap kesatria dan legowo untuk mundur dari tahta kepresidenan.
Namun bila tidak, bukan menjadi sebuah keniscayaan akan terjadinya gelombang gerakan revolusi rakyat dan seluruh elemen masyarakat, seluruh komponen bangsa dari berbagai suku, agama dan ras yang akan menjelma bagaikan tsunami dasyat yang akan meluluh lantakan para penghianat bangsa.
Akan bermunculan harimau-harimau, singa-singa, dan serigala-serigala lapar untuk memburu dan memangsa para pengkhianat bangsa.
Sesuai amanat UUD 1945 pasal 1 ayat 2 yang mengatakan bahwa kedaulatan adalah ditangan rakyat dan dilaksanakan menurut UUD.
Saudara Joko Widodo, lengsernya Jenderal besar Soeharto bisa menjadi sebuah acuan atau referensi untuk saudara lakukan. Sebagai seorang negarawan beliau dengan legowo menyatakan mundur dari tahta kepresidenan demi menghindari pertumpahan darah sesama anak bangsa.
Dan saya berharap saudara bersikap demikian. Sehingga saudara bisa menghindari potensi pertumpahan darah antar sesama anak bangsa. Ketika pertiwi memanggil maka kami akan menjadi garda terdepan untuk menyelamatkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Kendari, 18 Mei 2020
Ruslan Buton panglima Serdadu Eks Trimatra Nusantara