Berdaulat.id, Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), yang diperingati setiap tanggal 2 Mei, merupakan momen bersejarah bagi bangsa Indonesia. Hari ini mengingatkan kita akan perjuangan Ki Hajar Dewantara dalam mencerdaskan anak bangsa. Dalam konteks global, generasi Milenial dan Generasi Z memainkan peran penting dalam kehidupan bermasyarakat. Kedua generasi ini dianggap sebagai sumber kekuatan (source of power), namun sering kali sulit beradaptasi dari kebiasaan konvensional menuju pendekatan modern.
Pengelompokan generasi tidak menghalangi semangat untuk terus belajar. Generasi Baby Boomer, yang sering disebut Generasi Kolonial, perlu aktif mempelajari perkembangan teknologi informasi. Penguasaan teknologi ini tidak hanya mempermudah pekerjaan sehari-hari, tetapi juga mendukung organisasi agar tetap relevan di tengah perkembangan zaman.
Kolaborasi dan berbagi pengetahuan menjadi kunci utama, salah satunya melalui Knowledge Management. Knowledge Management, yang mulai dikenal sejak tahun 1990-an, adalah rangkaian strategi, alat, dan metode untuk mengelola, menganalisis, mengorganisasi, serta meningkatkan informasi dalam suatu organisasi. Pendekatan ini diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antargenerasi. Pengalaman dan pengetahuan mendalam dari Generasi Kolonial, dipadukan dengan kemampuan teknologi dan digitalisasi yang dikuasai Generasi Milenial, dapat menciptakan sinergi yang mempermudah berbagai pekerjaan. Intinya, kesenjangan antargenerasi harus diatasi melalui diskusi, saling mendukung, dan pembelajaran bersama untuk maju secara kolektif.
Hardiknas tidak hanya relevan bagi generasi muda, tetapi juga melibatkan peran penting para pendidik, seperti guru dan dosen. Tema Hardiknas tahun ini, “Partisipasi Semesta Wujudkan Pendidikan Bermutu untuk Semua”, menegaskan bahwa pendidikan bermutu adalah tanggung jawab bersama. Kita semua memiliki tugas untuk menjadikan bangsa Indonesia cerdas, berkarakter, dan mampu bersaing di era global.
Edha, Dosen Ilmu Komunikasi, STIE LPI Makassar
