Dalam Islam, terdapat berbagai metode dan sarana untuk mempelajari ajaran agama. Salah satu metode yang sering diperdebatkan adalah tarbiyah, atau pengajaran agama secara intensif dan berkelompok. Beberapa orang berpendapat bahwa tarbiyah adalah inovasi (bid’ah) yang tidak dikenal di zaman Nabi Muhammad, sementara yang lain melihatnya sebagai sarana efektif dalam mendalami agama.
Pengertian Tarbiyah
Tarbiyah merupakan istilah yang mencakup berbagai kegiatan pendidikan agama seperti liqa (pertemuan pekanan), daurah (pelatihan intensif), dan halaqah (kelompok belajar). Meskipun nama-nama ini tidak ada pada zaman Nabi, tujuannya adalah untuk memfasilitasi pembelajaran dan pengamalan ajaran Islam secara lebih mendalam.
Tarbiyah dalam Perspektif Sejarah
Pada zaman Nabi Muhammad, kegiatan seperti tablig akbar, seminar, atau daurah tidak dikenal dengan nama-nama tersebut. Namun, Nabi tetap melakukan aktivitas yang sejenis, seperti mengajarkan al-Qur’an, memberikan ceramah, dan mendidik sahabat-sahabatnya dalam kelompok-kelompok kecil. Aktivitas-aktivitas ini menunjukkan bahwa walaupun istilah yang digunakan berbeda, esensinya tetap sama: menyampaikan dan memperdalam pemahaman agama.
Apakah Tarbiyah Bertentangan dengan Syariat?
Tarbiyah dan liqa dianggap sebagai wasilah (sarana) untuk mempelajari Islam. Selama metode ini tidak bertentangan dengan syariat Islam, maka ia dianggap sah dan bermanfaat. Ulama sepakat bahwa sarana yang digunakan untuk kebaikan dan ketakwaan, seperti menghafal al-Qur’an, mempelajari hadis, dan memperdalam ilmu agama, diperbolehkan dan dianjurkan.
Kegiatan Tarbiyah di Berbagai Tempat
Di beberapa negara Muslim seperti Arab Saudi, halaqah untuk menghafal al-Qur’an sangat umum. Anak-anak diajarkan untuk menghafal al-Qur’an dalam kelompok-kelompok kecil, yang mirip dengan konsep liqa. Selain itu, program tarbiyah sering mencakup pelajaran akidah, tauhid, dan akhlak, yang membantu peserta mengamalkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari.
Keuntungan Tarbiyah
- Pendalaman Ilmu: Tarbiyah memungkinkan peserta untuk mempelajari berbagai aspek Islam secara mendalam dan sistematis.
- Kontrol dan Evaluasi: Melalui liqa, peserta dapat menyetor hafalan al-Qur’an dan hadis, yang membantu dalam mengontrol dan mengevaluasi kemajuan mereka.
- Interaksi Langsung: Peserta dapat bertanya dan berdiskusi langsung dengan pembimbing, yang memperdalam pemahaman mereka.
- Pembagian Tugas: Pembimbing sering memberikan tugas membaca dan merangkum kitab, yang memperkaya pengetahuan seluruh kelompok meskipun hanya satu orang yang membaca.
Kritik dan Tanggapan
Beberapa orang mengkritik tarbiyah karena dianggap dipimpin oleh orang-orang yang kurang berilmu. Namun, kritik ini dapat dijawab dengan dua cara:
- Pendidikan Berjenjang: Orang yang lebih berilmu seharusnya berperan aktif dalam tarbiyah untuk memastikan kualitas pengajaran.
- Belajar dari Siapapun: Menurut Imam Bukhari, seorang ahli hadis harus mau mengambil ilmu dari siapa pun, baik yang lebih tinggi, setara, maupun lebih rendah darinya. Ini menunjukkan pentingnya keterbukaan dalam belajar.
Kesimpulan
Tarbiyah bukanlah bid’ah selama ia digunakan sebagai sarana untuk mendalami dan mengamalkan ajaran Islam tanpa bertentangan dengan syariat. Sebaliknya, tarbiyah dapat dianggap sebagai bagian dari upaya untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan ketakwaan (ta’awun ‘alal birri wat taqwa). Dengan pendekatan yang benar, tarbiyah bisa menjadi metode efektif dalam menjaga hidayah dan meningkatkan pemahaman agama di kalangan umat Islam.
Penting untuk diingat bahwa inti dari tarbiyah adalah menjaga dan memperkuat keimanan, serta mendukung sesama dalam mengamalkan ajaran Islam. Dengan demikian, kegiatan tarbiyah seharusnya dilihat sebagai upaya positif yang mendukung tujuan pendidikan Islam yang lebih luas.
Keyword : Tarbiyah Islam, liqa pekanan, daurah intensif, halaqah Quran, pendidikan agama, belajar Islam, menghafal hadis, seminar Islami, syariat tarbiyah, sunnah atau bid’ah.
