Sabtu, April 20, 2024
BerandaBerita UtamaMemilukan Takdir Pahlawan Ekonomi di Negeri Sendiri

Memilukan Takdir Pahlawan Ekonomi di Negeri Sendiri

Oleh : Rendy Saputra

Gambar diatas terserah kita membacanya. Mau dibaca negatif boleh, mau dibaca positif juga boleh.

Diatas ini karikatur seseorang yang narik gerobak. Pengusaha didepan. Karyawan dorong dibelakang. Diatasnya pemerintah, pajak, Bank.

Kalo mau dibaca negatif ya boleh saja. Sebagai pengusaha kita jadi bete, kesal, emosi, karena bisa jadi ini yang terjadi. Dipajakin sana sini, servis balik benefit gak ada. Terus menerus mencicil Bank tanpa ending, hingga harus sponsorin politik praktis agar begitu berkuasa pemerintah melindungi bisnis yang ada. Itu kalo mau dibaca negatif. Silakan saja.

Namun entah mengapa kali ini Saya lebih suka membacanya dari sudut pandang positif. Memang begitulah mungkin adanya. Memang mungkin itulah taqdirnya. Takdir untuk menjadi Pahlawan.

Saya sering bilang di beberapa kesempatan, jangan terus berharap perlindungan pemerintah. Perlindungan negara.

Misalnya minta dilindungi dari serangan barang impor, minta proteksi usaha dalam negeri, minta regulasi agar kita bisa bertahan. Kayaknya percuma. Karena memang kita sudah lama yatim piatu di negeri ini. Sabar.

Baca Juga : Rebel Food Bakal Masuk Indonesia, Warung Makan dan Restoran Terancam?

Begitu juga saat sebagian besar kita memulai dari sobekan kertas pertama. Start from the scratch. Hampir semua kita mandiri.

Riset sendiri. Bikin produk sendiri. Ngakalin marketing sendiri. Nyari bahan baku sendiri. Fighting di pasar sendiri. Kita memang anak bangsa yang dilepas mandiri. Bagus aja. Mudah-mudahan dengan begitu kita kuat.

Maka segmen kita lah yang bergerak menambah nilai tambah di negeri. Ya kitalah segmen yang memberikan sumbangsih pembangunan besar di negeri ini.

Coba ingat-ingat, coba dibayangkan.

Kalo kita gak buka restaurant, ruko-ruko gak ada yang nyewa, gedung-gedung akan kosong, industri property mati. Memang kita yang gerakin kok.

Kalo kita gak berproduksi, mana ada itu serapan produksi. Yang produksi makanan akan serap terigu, yang produksi make up akan serap chemical, yang produksi baju akan serap kain hingga ujungnya kapas. Memang kita kok yang muter ekonomi ini..

Kalo kita gak buka usaha, mana ada itu penyerapan tenaga kerja. Angkatan kerja produktif nganggur diatas 20%, negara revolusi lho. Orang banyak lapar. Memang kita kok yang bikin negara bertahan. Pengusaha.

Kalo kita gak ciptakan cashflow revenue, dimana itu negara bisa operasional. Mati-matian kita bayar selisih pajak masukan dan keluaran di PPn. Mati-matian juga kita kena pajak progresif di kepemilikan pribadi yang meningkat. Memang kita kok yang biayai negara.

Kalo kita gak bergerak memutar ekonomi, itu uang diam gak akan bergerak juga. Akhirnya memang kita yang mengusahakan, dibelanjakan inventory, dibelanjakan jadi tempat produksi, dibelanjakan marketing, semuanya ya memang kita yang berperan.

Rasanya cukup yah, saya jelaskan buktinya. Memang itulah takdir kita sebagai entrepreneur negeri ini, takdir sebagai pahlawan yang harus siap berkorban membangun bangsa.

Jangan iri sama entrepreneur Malaysia. Saya duduk dengan mereka, mendengar bagaimana Pemerintah Malaysia support usaha anak bangsanya sendiri, rasanya tinggal ikuti alur, gak macem-macem, jadi.

Modal disediakan, lahan disediakan, beberapa hektar sawit dikasih, jalur marketingnya diproteksi, tinggal ikuti SOP, jadi. Sejahtera. Titik.

Untuk negeri ini, kita memang masuk pada Hunger Games, Twilight Saga. Ha ha ha…. Ya survive sendiri lah ya. Sabar-sabar.

Maka mari kita sambut posisi “gak enak” ini dengan sudut pandang baru. Sudut pandang sebagai Pahlawan.

Bangsa yang krisis membutuhkan Pahlawan. Bangsa yang lama tertindas ekonominya juga membutuhkan Pahlawan. Di masyarakat yang bingung tanpa arah, mereka juga butuh Pahlawan. Maka terimalah takdir menjadi Pahlawan.

Selamat berjuang, Pengusaha Pahlawan!

Ingin mendapatkan tulisan GRATIS dari Ustadz Rendy Saputra seperti ini? Yuk gabung Grup WA GRATIS URS Business Notes >> Ketik : JOIN URS BizNotes kirim ke WA: 085220000122

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments