Kita sering kali melupakan betapa berharganya waktu luang yang kita miliki. Padahal, umur kita di dunia sangat singkat jika dibandingkan dengan akhirat kelak. Oleh karena itu, seharusnya kita memanfaatkan waktu yang ada di dunia ini untuk beribadah kepada Allah, yang merupakan tujuan hidup kita.
Simak khutbah Jumat yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Muhammad Ihsan Zainuddin, Lc., M.Si.
Saudara-saudara sekalian, telah berlalu lagi satu tahun dalam kehidupan kita. Satu tahun itu sama dengan 425.000 menit. Jika dalam satu menit kita bisa mengucapkan kalimat “Subhanallah” sepuluh kali, maka betapa banyak kalimat tasbih yang kita lewatkan jika kita menyia-nyiakan 425.000 menit itu. Bayangkan, dalam satu menit kita bisa mengucapkan kalimat istighfar sepuluh kali. Jika kita menyia-nyiakannya, berapa banyak istighfar yang telah kita lewatkan?
Jika salat dua rakaat bisa kita lakukan dalam lima atau sepuluh menit, maka berapa banyak sujud yang telah kita sia-siakan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Jemaah Jumat yang dimuliakan Allah, setiap Muslim harus menjadikan pergantian waktu sebagai bahan muhasabah, introspeksi diri untuk melihat catatan kehidupan yang telah dilakukannya. Jika Allah masih memberi kesempatan untuk melanjutkan perjalanan hidup, kita harus segera memperbaiki catatan kehidupan yang perlu diperbaiki.
Di dalam surah Al-Munafiqun, Allah mengingatkan kita tentang sebuah dialog yang akan selalu terjadi pada kebanyakan manusia di muka bumi. Allah memerintahkan kita untuk menafkahkan sebagian harta yang telah Allah berikan sebelum datang kematian kepada kita. Perintah ini harus segera dilaksanakan, karena menunda-nunda kebaikan hanya akan membawa kita pada kebinasaan yang tidak kita sangka-sangka.
Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita untuk tidak pernah menunda kebaikan apapun sampai kematian datang. Jika kematian telah datang, manusia akan memohon, “Wahai Tuhanku, seandainya bisa, tundalah ajal hamba ini meskipun dalam batas waktu yang dekat, supaya hamba bisa bersedekah dan menjadi orang-orang yang saleh.”
Namun, sayangnya, Allah tidak akan pernah menunda kematian jika ajal sudah datang. Maka, menunda kebaikan seperti salat, puasa, dan amal lainnya adalah tentara setan yang dikirimkan untuk menunda dan menunda sampai batas waktu di mana menunda itu tidak akan ada lagi gunanya.
Saudara-saudara sekalian, mudah-mudahan Allah masih memberikan kita 425.000 menit pada tahun yang akan datang. Mudah-mudahan Allah masih memberikan kita kesempatan untuk berzikir, bertobat, dan beramal saleh. Dengan begitu, ketika saatnya tiba untuk meninggalkan dunia ini, kita meninggalkannya dalam keadaan husnul khatimah.
Dalam bulan Muharram ini, terdapat sebuah peristiwa penting dalam sejarah perjuangan umat Islam. Peristiwa itu adalah kemenangan Nabi Musa ‘alaihi salam melawan kekuasaan tirani Firaun. Pelajaran penting yang diajarkan oleh kisah ini adalah bahwa ketika seorang hamba membulatkan keimanan, ketauhidan, dan ketaatannya kepada Allah, maka tidak ada sesuatu yang mustahil bagi hamba itu.
Kisah kemenangan Nabi Musa mengajarkan bahwa keimanan dan ketauhidan yang bulat kepada Allah akan selalu menjadi pendobrak utama segala bentuk kemustahilan. Ketika pengikut Nabi Musa merasa terancam oleh pasukan Firaun di tepi laut, mereka berkata, “Inna la mudrakun,” (kita pasti tertangkap). Namun, Nabi Musa menjawab, “Kalla,” (tidak). “Inna ma’i Rabbi sayahdini,” (bersamaku ada Tuhanku yang akan menunjukkan jalan).
Deklarasi ini adalah pernyataan setiap hamba yang beriman ketika menghadapi kesulitan apapun. Pertolongan Allah hanya akan datang jika kita membulatkan tauhid dan ketaatan kita kepada-Nya. Sebagaimana pesan Nabi Muhammad Sallallahu ‘alaihi wasallam kepada Ibnu Abbas, “Jagalah Allah, maka Allah akan menjagamu.”
Saudara-saudara sekalian, tugas kita adalah memastikan bahwa kita telah membulatkan keimanan kita kepada Allah. Tawakal kita harus bulat kepada Allah. Urusan selanjutnya, kita serahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Biarkan Allah yang mengatur dan menyiapkan jalan keluar yang terbaik untuk kita.
Jemaah yang dimuliakan Allah, mari kita manfaatkan setiap kesempatan untuk melakukan kebaikan. Mari kita memperbanyak zikir, tobat, dan amal saleh. Mudah-mudahan, ketika saatnya tiba untuk meninggalkan dunia ini, kita meninggalkannya dalam keadaan husnul khatimah.
Di dalam bulan Muharram ini, kita mengenang kemenangan Nabi Musa atas Firaun. Kisah ini mengajarkan bahwa dengan keimanan dan ketauhidan yang kuat, tidak ada hal yang mustahil. Mari kita bulatkan keimanan dan ketauhidan kita kepada Allah, agar kita selalu mendapatkan pertolongan-Nya.