Senin, Oktober 7, 2024
BerandaNasionalPBNU Ingatkan Jangan Jadikan Wabah Corona Alasan untuk Meninggalkan Puasa

PBNU Ingatkan Jangan Jadikan Wabah Corona Alasan untuk Meninggalkan Puasa

Berdaulat.id – Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Hukum, HAM, dan Perundang-undangan Robikin Emhas mengatakan, bahwa NU tak akan pernah lelah untuk terus menyeru, agar bangsa Indonesia bersatu padu dalam menghadapi pandemi virus corona (Covid-19).

Robikin mengatakan, sejak Covid-19 masuk Indonesia, PBNU secara resmi telah menerbitkan setidaknya 5 surat penting, baik berupa surat instruksi, imbauan maupun surat edaran.

“Isi surat meliputi protokol pencegahan, pembentukan Satgas NU Peduli Covid-19 dan panduan keagamaan menjalankan peribadatan di tengah pandemi Covid-19,” kata Robikin dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan, Selasa (21/4/20).

Ribikin menjelaskan, terkait peribadatan di bulan Ramadhan, PBNU mengeluarkan surat edaran yang berisi 4 poin seruan. Seruan ini terkhusus diperuntukkan kepada semua jajaran pengurus mulai di tingkat Wilayah, Cabang, Majelis Wakil Cabang, Ranting, hingga Anak Ranting atau pengurus di tingkat desa/kelurahan dan warga NU seluruhnya dan umat Islam pada umumya yang berada di kawasan pandemi corona.

“Dalam pandangan kami, berkesempatan bertemu bulan Ramdahan itu merupakan anugerah. Anugerah yang luar biasa karena di bulan Ramadhan memiliki banyak keutamaan yang tidak didapati di bulan lain selain bulan Ramadhan. Oleh karena itu, jangan biarkan Ramadhan berlalu tanpa makna,” terang Robikin.

Sebaliknya, kata dia, dia mengajak untuk gunakan Ramadhan sebagai sarana meningkatkan kualitas penghambaan dan pengabdian. Agar kesalehan individual makin membaik dan kesalehan sosial nyata dirasakan umat manusia.

“Jangan ada yang berpikir jadikan wabah corona untuk menghindari berbagai macam jenis peribadatan selama bulan Ramadhan, apalagi untuk tidak menjalankan puasa,” tegas Robikin.

Dia mengingatkan, pandemi corona bukan merupakan sebab dan alasan yang dibenarkan agama untuk menggugurkan kewajiban puasa Ramadhan. Berbeda kalau orang sedang sakit atau bepergian jauh yang telah memenuhi syarat atau orang lanjut usia yang tak mungkin lagi sanggup menjalankan ibadah puasa, sehingga dapat mengganti puasa bulan Ramadhan dengan buasa di bulan lain atau membayar fidyah.

“Bedanya, untuk jenis peribadatan tertentu di bulan Ramdahan yang selama ini dilaksanakan di tempat-tempat ibadah seperti masjid, mushalla atau surau seperti shalat tarawih, di masa pandemi corona ini dilaksanakan di rumah atau sesuai protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah atau pemerintah daerah masing-masing. Demikian halnya tadarrus Al-Quran dan berbagai ibadah sunnah lainnya, termasuk shalat Idul Fitri usai Ramdahan nanti,” terang Robikin.

Selain itu, lanjut dia, PBNU juga menyerukan agar memperbanyak sedekah bagi yang mampu dan tetap berkirim doa kepada ahli kubur atau para leluhur yang sudah mendahului tanpa harus beramai-ramai pergi ke kuburan.

“Buka puasa dan sahur juga cukup dilakukan di rumah masing-masing. Tak perlu menggelar buka puasa bersama dan sahur on the road. Kalau berkecukupan rezeki, bagikan rezeki berupa uang atau sembako kepada yang membutuhkan. Bukan mengundang buka puasa bersama atau melakukan sahur on the road,” ujarnya.

Dia menjelaskan, hasil evaluasi menunjukkan bahwa mudik dapat mentransmisikan virus corona. Oleh karena itu, dia mengimbau tak perlu mudik pada lebaran tahun ini. Hal itu dimaksudkan sebagi upaya untuk memutus mata rantai penyebaran virus corona.

Meski demikian, tambah dia, tetap perkuat silaturahim di tengah keluarga dan handai taulan dengan menggunakan sarana teknologi yang ada, apakah itu pesan singkat, voice call atau video call. Menurutnya, dalam suasana pandemi covid-19, cara seperti itu bukan saja benar, namun lebih baik. Karena tidak membawa potensi kemudharatan berupa turut serta menyebarkan virus corona.

“Harus diingat, salah satu tujuan syariat (maqashid syari’ah) adalah menjaga atau melindungi jiwa manusia. Maka kita saling jaga dan saling peduli, termasuk jaga dan peduli kesehatan diri sendiri, keluarga dan masyarakat,” kata Robikin.

Dia menegaskan, menahan laju dan memutus mata rantai penyebaran covid-19 harus menjadi ikhtiar bersama, baik ikhtiar batin maupun lahir, sesuai kapasitas dan kemampuan masing-masing.

“Pandemi ini bencana global. Pasti berdampak pada seluruh sektor dan sendi-sendi kehidupan. Mari bersatu, ikuti keputusan dan kebijakan pemerintah. Sudah banyak contoh sikap-sikap abai dengan menentang protokol kesehatan yang justru makin memperburuk keadaan,” pungkasnya. (Hdr)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments