Berdaulat.id – Akibat tidak transparan terkait virus corona, hubungan Amerika Serikat, Australia dengan China tegang. Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan para pembantu seniornya menuduh China kurang transparan setelah coronavirus pecah. Trump mengatakan China harus menghadapi konsekuensi jika negara itu “secara sadar bertanggung jawab” atas pandemi tersebut.
Pengamat Politik Jerry Massie mengatakan, saat ini memang negara dari Eropa, Ameika Serikat sampai Australia mendesak agar China membuka asal-usul Covid-19. Profesor Cambridge juga mengungkapkan kejadian penyebaran virus Corona sudah terjadi di Guangzhou bukan di Wuhan.
“Memang China sudah meralat jumlah yang tewas. Saya menilai ini bagian terstruktur dan masif. Kenapa muncul di China? Apalagi 1 munggu kejadian baru dilaporkan PM China. Saya duga ini faktor disengaja, jumlah korban pun mereka tak jujur. Ini barangkali cara menaklukan hegemoni ekonomi AS dan Barat,” kata Jerry di Jakarta, Rabu (22/4/20).
Jerry juga mendorong Indonesia untuk mendesak China membuka asal muasal pandemi virus Corona. Lantaran di Indonesia, China juga ikut berperan atas penyebaran virus mematikan di dunia itu. Memang negara-negara yang banyak korban tetap akan menuntut China. Apalagi Presiden AS menggungkap bakal ada sanksinya. Hebohnya lagi, ada 21 juta ponsel di China yang sampai kini sudah tak aktif. Padahal ponsel di China sangat penting.
“Pertanyaan sekarang beranikah Indonesia mendesak China mengungkapkan cikal bakal munculnya virus?” tanya Direktur Eksekutif Political and Public Policy Studies (P3S) itu.
Jerry menduga, China turut bermain dalam penyebaran virus Corona di dunia. Sehingga dipastikan di masa sulit ini China membela diri karena banyak negara lain di dunia yang usaha yang dilakukannya adalah business stategy negeri Tirai Bambu.
Sementara itu, aktivis Perhimpunan Masyarakat Madani (PRIMA) Sya’roni mengatakan, jika sifatnya hanya menggugat, maka tidak akan memberi dampak apa pun. Sah-sah saja sebuah negara menggugat negara lainnya. Jika soal posisi, sebetulnya Indonesia masih dalam posisi di tengah-tengah di satu sisi memang Indonesia terlihat dekat dengan China. Namun, di sisi lain ada Marie Pangestu yang menjabat sebagai Direktur Pelaksana World Bank.
“Kalau pun konflik antara AS dengan China sebaiknya diselesaikan melalui jalur diplomatik,” paparnya.
Jika terjadi perang terbuka, sambung Sya’roni maka seluruh negara di dunia akan menanggung dampaknya.Kalau sampai terjadi perang terbuka AS versus China, segala tatanan ekonomi, politik dan sosial Indonesia bisa ikut berdampak. (Hdr)