Berdaulat.id,- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump membatalkan rencana kebijakan larangan perjalanan untuk daerah New York yang terdampak parah COVID-19.
“Karantina tidak diperlukan,” seperti dikutip media reuters, Minggu, (29/3/20).
Sebelumnya, langkah yang akan diambil Trump ketika jumlah kematian AS akibat virus corona melewati 2.100, lebih dari dua kali kali lipat jumlah dua hari lalu.
Amerika Serikat kini telah melaporkan lebih dari 122.000 kasus virus pernafasan itu, terbanyak di antara negara mana pun di dunia.
Sejak virus pertama kali muncul di Amerika Serikat pada akhir Januari, Trump telah bimbang antara mengecilkan risiko infeksi dan mendesak rakyat Amerika untuk mengambil langkah-langkah untuk memperlambat penyebarannya.
Trump mengatakan pada Sabtu sore bahwa ia mungkin memberlakukan larangan perjalanan masuk dan keluar dari New York dan sebagian New Jersey dan Connecticut, pusat wabah AS, untuk melindungi negara-negara bagian lain yang belum menanggung beban. Dia hanya memberikan sedikit perincian.
Para kritikus segera menyebut gagasan itu tidak bisa dijalankan, dengan mengatakan itu akan menyebabkan kekacauan di wilayah yang berfungsi sebagai mesin ekonomi Amerika Serikat bagian timur itu, yang menyumbang 10 persen dari populasi dan 12 persen dari PDB.
“Jika Anda mulai membentengi daerah-daerah di seluruh negeri, itu akan benar-benar aneh, kontra-produktif, anti-Amerika,” kata Gubernur New York Andrew Cuomo di CNN.
Beberapa jam kemudian, Trump membatalkan gagasan itu, dengan mengatakan ia malah akan meminta Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS untuk mengeluarkan “Larangan Perjalanan yang Kuat” yang akan dikelola oleh gubernur tiga negara bagian.
CDC kemudian memperingatkan penduduk negara bagian itu untuk tidak melakukan perjalanan domestik yang tidak penting selama 14 hari. Dikatakan peringatan itu tidak berlaku untuk karyawan “industri infrastruktur kritis” termasuk truk, kesehatan masyarakat dan jasa keuangan.
sumber :Reuter