Senin, Desember 9, 2024
BerandaEkonomiRisman Pasaribu: Program Donasi Pohon dari Pengantin Baru Untuk Menyelamatkan Hutan Indonesia

Risman Pasaribu: Program Donasi Pohon dari Pengantin Baru Untuk Menyelamatkan Hutan Indonesia

Jakara, berdaulat.id – Menurut Dr. Risman Pasaribu, SE, MM, kabinet Merah Putih dalam pemerintahan Prabowo-Gibran harusnya memberikan donasi pohon lewat kementerian agama, dimana semakin hari kawasan hutan kita semakin menyempit, akibat tindakan manusia dan industrialisasi yang tidak memperhatikan lingkungan hidup, yang berujung pada pemanasan global.

“Maka hal ini perlu segera diambil langkah-langkah taktis maupun strategis,” katanya saat ditemui wartawan di kediamannya di Duren Sawit, Jakarta pada (2/11/2024).

Risman Pasaribu merupakan seorang akademisi, mantan Kepala Sub Direktorat Fasilitas Pendidikan Politik di Kemendagri dan doktor bidang lingkungan, sekarang aktif sebagai Ketua Umum (Ketum) Forum Kepakaran Nusantara (FKN).

Indonesia dikenal hujan hutan tropisnya. Kondisi geografis yang berada di garis khatulistiwa menjadikan Indonesia rumah yang tepat bagi tumbuhan berbagai jenis flora dan pohon-pohon besar.

Pohon-pohon inilah yang menjadi penghasil oksigen terbesar bagi makhluk hidup. Namun, sayangnya kerusakan dan penyempitan hutan terus menerus berlangsung. Dilansir dari data Food and Agriculture Organization (FAO) pada 2019 yang menjelaskan bahwa setiap harinya, terdapat sekitar 50 hektar hutan Indonesia mengalami kerusakan sejak 2007.

Pada 2023 telah mencapai 257.384 hektar. Artinya hal ini menjadikan Indonesia sebagai negara yang mengalami kerusakan hutan tercepat.

Sementara itu, menurut menurut World Population Review pada tahun 2024 tingkat deforestasi Indonesia berada pada urutan ke-2 setelah setelah Brasil.

“Kerusakan hutan kita terus meluas, sementara langkah-langkah mitigasi melalui penghijauan tidak sebanding dengan tingkat pengrusakan. Penggundulan hutan akibat dari pola ekonomi manusia sebagai faktor yang dominan saat ini, tindakan tanpa punya kesadaran atas lingkungan. Pada akibatnya berbagai bencana silih berganti datang. Belum lagi persoalan kegentingan alam terhadap pemanasan global,” ucap Risman Pasaribu.

Perlu diketahui berdasar Perjanjian Iklim 2015 di Paris, para pemimpin dunia berjanji untuk berupaya membatasi kenaikan suhu global jangka panjang di angka 1,5 Celsius. Batas ini dinilai krusial guna menghindari dampak paling merugikan dari perubahan iklim.

Namun menurut sejumlah laporan pemanasan global periode Februari 2023 hingga Januari 2024 mencapai 1,52C. Bahkan, Berkeley Earth, menyebut suhu tahun kalender 2023 melampaui 1.5 celsius di atas tingkat pra-industrialisasi.

Sementara itu, Layanan Perubahan Iklim Copernicus Uni Eropa menyatakan suhu global rata-rata selama 10 bulan pertama tahun 2024 mencapai 15,36 derajat Celsius, 0,16 derajat lebih hangat dibandingkan suhu rata-rata untuk periode yang sama pada 2023.

“Banyak dasar kenapa kita harus menyelamatkan hutan kita, termasuk masalah kehidupan masa depan manusia. Bencana banjir yang terus terjadi di beberapa daerah di Indonesia merupakan akibat dari rusaknya hutan kita,” ucap Risman Pasaribu.

Menurut Risman Pasaribu dalam mengatasi banyaknya bencana banjir salah satunya adalah memperbaiki tata kelola hutan kita.

Selain itu juga langkah konkret berupa penggalakan program penghijauan secara masif oleh masyarakat, melalui pendorongan kebijakan pemerintah yang berwawasan lingkungan.

“Maka diperlukannya terobosan baru untuk melakukan mitigasi dengan cepat. Saya mengusulkan agar semua kementerian di pemerintahan Prabowo-Gibran mengutamakan aspek lingkungan, salah satunya adalah program donor pohon, yang secara kolektif dilakukan oleh masyarakat,” tuturnya.

Sebagai contoh program donor pohon itu sebagai kewajiban administrasi pernikahan, dimana masing-masing mempelai (laki-laki dan perempuan) menanam satu pohon, maka satu pernikahan ada dua pohon ditanam.

“Maka akan ada jutaan berapa pohon yang akan tumbuh di Indonesia dari program ini, dan berapa miliar orang di masa depan yang di selamatkan, sehingga donasi pohon bukan hanya dilihat sebagai program taktis namun strategis,” ujarnya. (Maulana Subhan Saka)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments