Syifa Fauzia
Berdaulat.id, Perjalanan kami ke Jordan sudah dipersiapkan jauh jauh hari
Penghitungan donasi dan bantuan apa yang akan diberikan juga sudah dibicarakan secara detail
Sampai waktunya kami jalan pun rasanya sudah tidak sabar bagaimana rasanya bertemu para pengungsi Gaza yang ada di Jordan.
Saat disampaikan dari donasi kami terkumpul 200 lebih box bahan pangan untuk dibagikan perkeluarga dan 1 paket makanan nasi dan sepotong ayam lengkap dengan minuman susu dan jus nya rasanya makin gak sabar.
Sampai tiba saatnya kami sampai di Camp Gaza, Jerash Jordania
Sekilas seperti perkampungan pada umumnya, 2 jam perjalanan sekitar 120 KM dari kota Amman Jordan, kami akhirnya sampai ke base camp pemukiman. Seperti mimpi rasanya bisa berada disini. Walaupun ini bukan Gaza, namun orang orang Palestina yang di tampung di sini adalah mereka yang berhasil keluar dari Gaza dan memulai kehidupan sebagai ‘Refugee’ di Jordan.
Saat disana, kami dijelaskan bahwa, kehidupan mereka sangat alakadarnya. Kemurahan hati pemerintah Jordan menampung mereka, masih belum bisa memberikan izin tinggal yang layak. Tidak adanya akses pendidikan, akses kesehatan, kesempatan bekerja, dan hidup sehari hari hanya mengandalkan bantuan.
Saat pembagian paket pun tiba, dengan sigap para relawan lokal dan sahabat sahabat relawan Indonesia dipimpin Kak Eko Sulistyo dan Tim Peduli, menyiapkan paket kami, dan kami pun menyerahkan langsung kepada mereka, paket bahan pangan yang terdiri dari Ikan Tuna kaleng, minyak, tepung roti, beberapa bumbu dan rempah rempah, kaldu ayam, dan berbagai makanan lainnya. Beragam yang datang, tua muda, laki dan perempuan serta anak anak. Karena terharu nya, ada ibu ibu tua yang sampai kupeluk, dan dia pun memeluk kembali dengan erat. Tak bisa kubendung air mata jatuh juga.
Setelahnya, kita persiapkan paket makanan, yaitu nasi kuning, kacang kacangan dan sepotong ayam di bungkus rapi bersama susu dan jus nya. Saat menyiapkan makanan ini, terbayang, akan nikmatnya pecel ayam yang suka kubeli dirumah. Sama sama sepotong ayam, tapi punya rasa dan makna yang mendalam. Pecel ayam ku dirumah, Alhamdulillah bisa kubeli kapan saja, bisa kunikmati tanpa ada beban, terbayang tambahan ekstra nya pun banyak, ada sambel, lalapan, kerupuk. Nasi ayam yang sedang kusiapkan ini sangat sederhanan, tapi berarti. Dan nasi ayam ini akan menjadi makanan untuk mereka yang mungkin tidak bisa setiap hari mereka nikmati, bisa jadi sesekali, selebihnya menunggu kapan lagi dapat giliran bantuan yang akan diberikan.
Dan benar saja, selesai pembagian, setelah mengunjungi sekolah TK sederhana di lingkungan yang sama, melihat senyum anak anak difoto yang dipajang, tangisku tak terbendung. Aku melipir ke pojok, memeluk suamiku, mencoba menumpahkan perasaan yang ada. Setahun ini kami lewat BKMT Peduli mengumpulkan bantuan, kurang lebih 2 Milyar sudah disalurkan, dan mencoba mencari cara menitipkannya, melihat berita pengungsian, dan akhirnya kesempatan bertemu pengungsi ini langsung, datang juga. Kita tidak saling mengenal, jauh datang dari Indonesia, membawa bantuan seadanya, dititipkan dengan penuh harapan agar Allah memberikan ridho nya dan bantuan ini memberi manfaat. Akan aku ingat selamanya pengalaman berharga ini. Apalagi disaat nanti kunikmati pecel ayam sambel dirumah, akan kuselipkan doa semoga saudara saudara pengungsi juga sedang menikmati potongan ayam yang sama nikmatnya. Dimanapun mereka berada.
Salam dari Amman, Jordan
November 2024
Syifa Fauzia
Terima kasih kepada Kak Eko Sulistyo dan Tim Peduli yang telah membantu kami menyalurkan bantuan