Universitas Paramadina Bahas Tantangan Dana Pendidikan Tinggi di Indonesia dalam Diskusi dengan Tema “Sistem Pembiayaan Pendidikan Tinggi Indonesia – Jerman”
Berdaulat.id, Jakarta, 15 Juli 2024 – Diskusi mengenai sistem pembiayaan pendidikan tinggi antara Indonesia dan Jerman digelar oleh Universitas Paramadina, mengungkapkan sejumlah tantangan yang dihadapi dalam alokasi dana pendidikan di Tanah Air. Prof. Didik J. Rachbini, Rektor Universitas Paramadina, menyoroti fakta bahwa alokasi dana pendidikan yang sebesar 20% dari APBN untuk Kementerian Pendidikan seringkali tergerus oleh klaim dari kementerian lain, termasuk Kementerian Pertahanan.
Menurut Dr. Fatchiah E. Kertamuda, Wakil Rektor Universitas Paramadina, biaya operasional yang semakin melambung menjadi tantangan utama dalam pengelolaan dana pendidikan. Ia juga menekankan dampak dari ketimpangan alokasi dana APBN yang belum merata.
Salah satu sorotan dalam diskusi ini adalah Uang Kuliah Tunggal (UKT), yang diakui Fatchiah sebagai penentu penting dalam peningkatan sarana dan prasarana pendidikan. Namun, peningkatan biaya UKT juga membawa dampak sosial ekonomi, seperti maraknya pinjaman online dengan bunga tinggi yang membebani mahasiswa.
Prof. Dr. Ing. Hendro Wicaksono dari Jacobs University, yang turut menyampaikan pandangannya, menggarisbawahi model pembiayaan di Jerman yang mengandalkan dukungan dari perusahaan internasional, seperti pelatihan dari perusahaan Tiongkok, serta penekanan pada pembiayaan riset untuk meningkatkan kualitas pengajaran.
Dr. Bambang Susanto, Konjen RI Hamburg 2018 – 2022, menambahkan perspektif internasional dengan menyoroti kontribusi mahasiswa Indonesia di Jerman terhadap pendidikan di negara tersebut, sementara Dr. Ahmad Saufi dari Kemenko PMK membandingkan realitas pendidikan Indonesia dengan negara maju seperti Jerman, yang memiliki pendapatan per kapita yang jauh lebih tinggi.
Dalam diskusi yang dihadiri juga oleh Drg. Eko Kurniawan Putra, perhatian juga diberikan pada dampak psikologis dari sistem pembiayaan yang belum merata, serta upaya pemerintah untuk mencari solusi melalui berbagai skema subsidi dan pencarian sumber dana alternatif.
Diskusi ini menegaskan perlunya perhatian lebih dalam reformasi sistem pembiayaan pendidikan tinggi Indonesia, untuk memastikan keberlanjutan dan kualitas pendidikan yang lebih baik di masa depan.
Untuk informasi lebih lanjut, silakan menghubungi Universitas Paramadina di website mereka.