Rabu, Juni 18, 2025
No menu items!
BerandaNasionalUIA Dirikan Museum Genosida Palestina untuk Kenang Kekejaman Israel

UIA Dirikan Museum Genosida Palestina untuk Kenang Kekejaman Israel

Berdaulat.id, Jakarta — Universitas Islam As-Syafi’iyah (UIA) akan mendirikan Museum Genosida Palestina untuk mengingatkan masyarakat internasional akan kekejaman dan kebiadaban Israel terhadap rakyat Palestina. Hal ini disampaikan oleh Ketua Yayasan Perguruan Tinggi Islam As-Syafi’iyah (YAPTA), Prof. DR. H. Dailami Firdaus, SH., LLM, MBA, pada pembukaan seminar internasional tentang Palestina dengan tema “Al-Aqsa: Simbol Perlawanan dan Identitas Perjuangan Palestina Melawan Imperialisme”, yang diadakan di Auditorium AMC Kampus II UIA, Jalan Raya Jatiwaringin No. 11, Pondok Gede, Jakarta Timur, Rabu (15/5).

“UIA siap mendirikan Museum Genosida Palestina untuk mengingatkan kita semua betapa kejamnya pembantaian yang dilakukan oleh Israel terhadap rakyat Palestina,” tutur Prof. Dailami, yang juga merupakan Senator RI asal Jakarta.

Menurut Prof. Dailami, pendirian museum ini tidak hanya bertujuan untuk mengingatkan, tetapi juga sebagai bahan kajian untuk membantu rakyat Palestina merebut kemerdekaannya. “Melawan penjajah Israel bukan hanya tanggung jawab rakyat Palestina tetapi merupakan perjuangan seluruh umat Islam untuk merebut kembali kota suci Yerusalem,” tambahnya.

Direktur The Baitul Maqdis Institute, KH Fahmi Salim, Lc., MA, menambahkan bahwa masyarakat internasional perlu melengkapi perjuangan Palestina dengan kecerdasan intelektual. “Saat Salahuddin Al Ayyubi membebaskan Yerusalem, Beliau mengatakan bahwa perjuangan itu bukan semata dengan senjata, tetapi melalui perjuangan intelektual oleh umat Muslim,” ujarnya.

Seminar ini dibagi dalam dua sesi. Sesi pertama bertajuk “Baitul Maqdis dalam Perspektif Keagamaan dan Sosial Budaya” dengan pembicara Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim (Ketua MUI untuk Hubungan Luar Negeri), Dr. Mustafa Abd Rahman (Jurnalis Senior Kompas), dan Prof. Dr. Daud Rasyid (Kepala Program Studi Doktoral Dakwah UIA). Sesi kedua bertajuk “Rekonstruksi Sektor Pendidikan, Diplomasi, Ekonomi dan Hankam untuk Pembebasan Palestina” dengan pembicara Dr. Muhammad Iqbal (Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Indonesia), Dr. Ahed Abu Elatta (Ketua Diaspora Ulama ASEAN Palestina), Prof. Dr. Balkhair Tohiri Al-Idrisi (Universitas Wahran Aljazair), dan Dr. Nurhayati Ali Assegaf (Ketua Institut Wanita Nuraa).

Seminar ini menghasilkan 11 rekomendasi:

  1. Menggerakkan kekuatan militer dari negara-negara anggota OKI atau lainnya untuk menghadapi Israel.
  2. Memboikot produk-produk Israel dan perusahaan yang terafiliasi dengan Israel.
  3. Melakukan tekanan publik lebih intensif terhadap rezim Zionis dan pendukungnya.
  4. Memperkuat politik dan diplomasi untuk memperlemah posisi Israel dan Amerika.
  5. Mendukung penegakan hukum internasional dan menginisiasi penangkapan pejabat Israel yang bertanggung jawab atas genosida.
  6. Membangun gerakan literasi tentang perjuangan Palestina di kampus-kampus dan pusat pendidikan.
  7. Memasukkan kurikulum Baitul Maqdis di kampus dan pesantren di Indonesia.
  8. Mendirikan Pusat Studi Baitul Maqdis di universitas-universitas Islam di Indonesia.
  9. Mengintegrasikan ilmu Baitul Maqdis ke dalam diplomasi dan militer.
  10. Menggalang kontribusi masyarakat muslim Indonesia untuk rekonstruksi Gaza.
  11. Mendukung inisiatif pembangunan Museum Genosida Palestina di Indonesia.

Museum ini diharapkan menjadi simbol perjuangan intelektual dalam mendukung kemerdekaan Palestina dan pembebasan Yerusalem dari penjajahan.

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments