Berdaulat.id, JAKARTA – Ramadan bukan sekadar bulan ibadah, tetapi juga momentum membangun ketakwaan, mempererat ukhuwah, dan menciptakan harmoni dalam kehidupan.
Momentum Ramadan dengan janji takwa dari Allah kepada orang-orang beriman adalah saat kita kembali memiliki harapan besar tentang persatuan umat.
“Ramadhan adalah cara untuk memperkuat persatuan, dan nilai-nilai persaudaraan harus terus di jaga dan perkuat sebagai bagian menjalankan syariat ini dan bukti bahwa kita saling mencintai karena Allah Subhanahu Wata’ala,” kata Ustaz Zaitun dalam Pengajian Nasional Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah, Ahad (16/3/2025).
“Jika kita disebut harmoni sebagai bagian dari sesama maka tidak ada lagi yang terpisah antara diri kita dengan saudara kita yang lainnya, ketika mereka membutuhkan bantuan kita hadir memberikan bantuan tersebut,” tambahnya.
Menanggapi kondisi umat manusia dan umat Islam hari ini yang semakin terpuruk, Ustaz Zaitun mengajak seluruh perserta yang hadir agar hadir menjadi solusi dalam menyelasikan masalah yang kita hadapi saat ini.
“Keadaan umat manusia dan umat Islam saat ini sangat memprihatinkan, karena kita tidak boleh diam. Maka yang paling layak untuk melakukan islah untuk memperbaiki kondisi tersebut adalah orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah. Karena perjuangan dakwah adalah hal yang yang paling utama untuk kita kerjakan saat ini, dan membutuhkan harta, jiwa dan fikiran kita,” pungkasnya.
Tertulis dalam sejarah bahwa bulan Ramadhan adalah bulan perjuangan, mulai dari kemenangan yang diraih oleh kaum muslimin di perang badar hingga fathu makkah.
“Ramadhan adalah melahirkan pejuang-pejuang tangguh, bahwa mereka bukan lari dari masalah dan persoalan tetapi mereka yang hadir di depan untuk menyelesaikan masalah tersebut,” tegas Ustaz Zaitun.
Wantim MUI Pusat tersebut juga menjelaskan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan suci untuk kita manfaatkan sebesar-besarnya beribadah kepada Allah.
“Skala prioritas kita adalah untuk memaksimalkan ibadah di bulan mulia ini. Bukan berarti bahwa diskusi tentang yang dapat bermanfaat bagi umat dan bangsa tidak penting, termasuk berkaitan dengan persoalan-persoalan politik. Maka seminimal mungkin untuk menahan diri agar tidak larut dalam hal-hal yang tidak bermanfaat,” terangnya.
“Makna ibadah di bulan Ramadan adalah melahirkan pengharapan, rasa takut dan kecintaan kepada Allah. Semoga Allah memberikan kita kesempatan di Ramadhan yang mulia ini untuk meraih karunia dan rahmat Nya,” lanjutnya.
Laporan: Media UZR