Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi 1444 H/2023 M mengusung syiar Haji Ramah Lansia. Oleh karena itu PPIH menargetkan layanan prima tanpa komplaian.
“Tahun ini Indonesia membuat syiar haji ramah lansia,” ujar Ketua PPIH Arab Saudi 1444 H Subhan Cholid saat memberikan sambutan di Makkah, Rabu (31/5/2023) sebagaimana dilansir dari kemenag.go.id.
Tahun ini, kuota haji Indonesia kembali normal, 221.000. Bahkan Indonesia bahkan mendapat tambahan kuota sebanyak 8.000 jemaah dari Arab Saudi.
Dari total kuota yang ada, sekitar 67.000 di antaranya berusia di atas 65 tahun atau masuk kategori prioritas layanan lansia. Sehingga sekitar 30 % jemaah haji Indonesia pada tahun ini adalah lansia.
Subhan menjelaskan, antrian masa tunggu jemaah haji di Indonesia cukup panjang, rata-rata 26 hingga 27 tahun. “Pada umumnya masyarakat Indonesia mendaftar haji pada usia 50 tahun. Sehingga ketika berangkat usianya di atas 70 tahun,” ujarnya.
Subhan mengajak semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan ibadah haji, baik PPIH, maktab, maupun Syarikah untuk memiliki niat yang sama memberikan pelayanan kepada jemaah haji, termasuk dalam menyukseskan Haji Ramah Lansia.
“Dari awal sampai akhir, kita berusaha memberikan yang terbaik untuk jemaah kita. Kita berkomitmen untuk mengutamakan layanan bagi jemaah haji, apapun yang terjadi. Tenda tenda Maktab bagi jemaah haji telah kami periksa dan siap digunakan,” tegas Subhan.
Target layanan adalah nihil komplain dari para jemaah lansia yang jumlahnya mencapai 66 ribu orang lebih atau sekitar 30% dari total kuota haji Indonesia.
Hal senada terkait layanan prima untuk jemaah haji lansia juga disampaikan Staf Khusus (Stafsus) Menteri Agama Republik Indonesia (Menag RI)Wiboso Prasetyo pada pelepasan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi Tambahan di Jakarta, Kamis (1/6/2023).
“Kita tidak boleh main-main dalam melayani jemaah. Apalagi 30 persen adalah lansia. Jemaah lansia harus terlayani tanpa komplain. Ikuti semua aturan yang telah ditetapkan,” pesan Wibowo Prasetyo.
Wibowo meminta para petugas tambahan untuk bekerja maksimal di Tanah Suci. Menurutnya, keberangkatan petugas ke Tanah Suci adalah mengemban tugas utama yaitu melayani para jemaah. Meski demikian, petugas tetap bisa beribadah haji dan hal itu sudah sepatutnya untuk disyukuri.
“Petugas dibiayai dengan APBN yang bersumber dari uang rakyat. Makanya saya minta agar petugas menata niat, ikhlas, sejak awal melayani jemaah,” tandasnya. []