Kamis, Oktober 10, 2024

Wanita

Berdaulat.id, Bila kita mempelajari sejarah, maka Islam lah yang pertama kali mengangkat derajat wanita. Wanita di abad pertengahan di Eropa dikatakan sebagai setengah manusia. Di Cina, ribuan wanita kadang dijadikan selir untuk para raja. Di dunia Arab, sebelum Nabi Muhammad saw lahir, banyak orang tua yang malu punya anak wanita, sehingga ada diantara mereka yang dikuburkan ‘hidup-hidup’.

Di zaman modern ini banyak wanita kembali seperti ‘budak’. Mereka yang parasnya cantik dipilih untuk menjadi ‘Sales Promotion Girl’, diadakan lomba-lomba fisik keindahan wanita, seperti : Miss Universe, Miss World, dan Miss Miss yang lain.

Di sisi lain gerakan emansipasi juga menjadi ekstrim. Banyak wanita yang tidak mau nikah, karena menganggap nikah hanya bentuk pengekangan terhadap wanita. Mereka ingin bebas seperti laki-laki: tidak hamil, tidak mengurus anak dan lain-lain.

Gerakan emansipasi yang merupakan gerakan kemarahan ini akhirnya terperosok melupakan kodrat wanita. Melupakan fitrah wanita. Melupakan bahwa tubuh wanita berbeda dengan pria.

Wanita dikaruniai Allah, Rahim. Rahim artinya kasih sayang. Pemberian Rahim ini seperti Allah ingin mengatakan kepada wanita agar mengembangkan kasih sayangnya. Kasih sayang kepada anak, kasih sayang kepada suami, kasih sayang kepada tetangga dan kasih sayang kepada masyarakatnya. Maka dalam pepatah Arab dikatakan ‘Al Ummu madrasatul ula’, ibu adalah pendidikan pertama seorang anak.

Ya ibulah yang melahirkan. Ibulah yang menyusui. Ibulah yang pertama bertanggungjawab terhadap Pendidikan anak. Ini bukan berarti peran ayah ditinggalkan dalam pendidikan anak.

Dalam Pendidikan keluarga, seorang ayah dan ibu harus bersama-sama untuk mendidik anak. Karena ayah mungkin banyak di luar, ibu yang di rumah lebih banyak waktunya di rumah untuk dapat berinteraksi dengan anak. Bila terjadi penyelewengan atau kenakalan anak, jangan saling menyalahkan antara ibu dan ayah. Keduanya harus berunding bersama-sama bagaimana menyelesaikannya.

Kehidupan modern yang meninggalkan nilai-nilai agama (Islam), inilah yang membahayakan. Beberapa artis di tanah air misalnya kita lihat mereka ‘kumpul kebo’ dengan pacar atau laki-laki (perempuan) yang dicintainya. Mereka merasa tidak berdosa berciuman atau ‘berbuat zina’.

Sikap para artis yang bisa kita sebut sebagai ‘juru dakwah modern’ ini tentu membahayakan masyarakat, khususnya generasi muda. Mereka bisa tergoda atau meniru sikap para artis yang bebas berhubungan seks tanpa pernikahan. Dan beberapa artis yang ‘permisif’ itu, karena telah menikmati seks bebas, akhirnya enggan untuk menikah.

Kampanye global penghalalan zina ini sangat berbahaya, baik bagi individu yang melakukannya maupun bagi masyarakat. Sistem masyarakat yang berbasiskan keluarga menjadi rusak, wanita menjadi liar (kesenangannya hanya pamer fisik semata), egois dan ‘berbagai penyakit kelamin bisa datang’. Seperti Aids, gonorrhea dan lain-lain.

Bila masyarakat Barat, menganggap zina adalah hal yang biasa saja, beda dengan Islam. Islam menganggap zina adalah perbuatan keji dan kriminal. Zina sekali lagi berbahaya bagi akhlak pelaku dan masyarakat.

وَلَا تَقْتُلُوا أَوْلَادَكُمْ خَشْيَةَ إِمْلَاقٍ ۖ نَحْنُ نَرْزُقُهُمْ وَإِيَّاكُمْ ۚ إِنَّ قَتْلَهُمْ كَانَ خِطْئًا كَبِيرًا
Dan janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar. (al Isra’ 31)
وَلَا تَقْرَبُوا الزِّنَا ۖ إِنَّهُ كَانَ فَاحِشَةً وَسَاءَ سَبِيلًا
Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk. (al Isra’ 32)
وَلَا تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ ۗ وَمَنْ قُتِلَ مَظْلُومًا فَقَدْ جَعَلْنَا لِوَلِيِّهِ سُلْطَانًا فَلَا يُسْرِفْ فِي الْقَتْلِ ۖ إِنَّهُ كَانَ مَنْصُورًا
Dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya), melainkan dengan suatu (alasan) yang benar. Dan barangsiapa dibunuh secara zalim, maka sesungguhnya Kami telah memberi kekuasaan kepada ahli warisnya, tetapi janganlah ahli waris itu melampaui batas dalam membunuh. Sesungguhnya ia adalah orang yang mendapat pertolongan. (al Isra’ 33)

Cermati ayat tentang pelarangan zina di atas. Mendekati saja dilarang, apalagi melakukannya. Ayat tentang pelarangan zina di atas (ayat 32), diapit dengan ayat pembunuhan (ayat 31 dan ayat 33). Apa maknanya? Maknanya sering terjadi perzinahan dibarengi dengan pembunuhan. Pembunuhan terhadap bayi-bayi dalam kandungan, karena tidak siap hamil atau pembunuhan kriminal selepas terjadi pembunuhan. Atau kita juga sering membaca berita kakek-kakek (misalnya usia 70 tahun atau sekitarnya), tewas setelah berbuat zina.

Coba amati orang-orang yang suka berzina itu kumpul dimana. Ya di tempat pelacuran, yang disitu berkumpul para pembunuh (kriminal), peminum alkohol, pemakai narkoba dan lain-lain. Memang benar kata ahli hikmah, kebaikan berkelindan dengan kebaikan lain. Dan kejahatan akan berkelindan dengan kejahatan lainnya.

Saat ini perzinahan merebak di mana-mana. Terutama di dunia Barat. Bagaimana mengatasinya? Ya mereka harusnya menghentikannya. Baik individu maupun negara harus berusaha keras menghentikan perzinahan yang dalam ‘sejarah peradaban manusia diharamkan’. Al Quran sendiri menyatakan bila para pezina itu tobat dengan sungguh-sungguh dan berjanji tidak mengulangi lagi, maka tobatnya diterima.

وَالَّذِينَ لَا يَدْعُونَ مَعَ اللَّهِ إِلَٰهًا آخَرَ وَلَا يَقْتُلُونَ النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُونَ ۚ وَمَنْ يَفْعَلْ ذَٰلِكَ يَلْقَ أَثَامًا
Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa(nya),
يُضَاعَفْ لَهُ الْعَذَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَيَخْلُدْ فِيهِ مُهَانًا
(yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina,
إِلَّا مَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ عَمَلًا صَالِحًا فَأُولَٰئِكَ يُبَدِّلُ اللَّهُ سَيِّئَاتِهِمْ حَسَنَاتٍ ۗ وَكَانَ اللَّهُ غَفُورًا رَحِيمًا
kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka itu kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
وَمَنْ تَابَ وَعَمِلَ صَالِحًا فَإِنَّهُ يَتُوبُ إِلَى اللَّهِ مَتَابًا
Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya. (Furqan 68-71)
000
Dengan Rahim yang diberikan Allah itu, sebenarnya wanita mempunyai tugas yang sangat mulia dalam kehidupan. Yaitu sebagai pendidik. Pendidik bagi generasi masa depan yang akan memimpin masyarakatnya (dunia). Maka tidak heran bila Rasulullah saw menyatakann hormati ibumu sampai tiga kali, baru kemudian hormati bapakmu.
Wanita yang enggan menikah, enggan punya anak, mereka itu menyalahi kodratnya. Mereka harusnya bersyukur atau berbangga dengan menikah, karena dapat melahirkan anak-anak shalih. Anak-anak yang terus mendoakan orang tuanya bahkan hingga meninggal dunia.
Karena itu, Islam membolehkan poligami. Membolehkan menikah lebih dari satu istri (sampai empat). Poligami adalah dalam rangka memperbanyak generasi anak shalih. Juga sistem ini bisa ‘mengerem adanya pelacuran’. Kita ketahui libido seks laki-laki umumnya lebih besar dari wanita. Di samping itu wanita bila sudah tua mengalami menopause. Sedangkan laki-laki meski sudah tua, libido ‘tetap masih tinggi’.

Poligami tentu saja ditentang wanita kafir atau wanita yang kurang yakin terhadap al Quran. Di dalam al Quran jelas Allah SWT membolehkan poligami. Di samping itu Rasulullah dan para sahabat banyak yang poligami. Mereka yang menentang poligami perlu berfikir ulang lagi, untuk apa sebenarnya menikah itu? Bila wanita sadar bahwa menikah adalah untuk membentuk keluarga sakinah dan memperbanyak lahirnya generasi yang shalih, harusnya wanita (Islam yang shalih), tidak melarang suaminya untuk poligami.

Para suami pun harus berfikir bahwa poligami bukan hanya untuk melampiaskan hasrat seksnya semata. Di poligami terkandung kewajiban yang berat yaitu mendidik anak-anak dan istri-istri. Mereka yang beristri satu saja keluarganya berantakan, jangan mencoba-coba berpoligami. Bisa dipastikan poligaminya juga akan berantakan. Poligami perlu dilakukan oleh laki-laki yang bertanggungjawab dan bisa memenej dengan baik anak-anak dan istri-istrinya. Para pemimpin yang shalih sebaiknya poligami. Sedangkan orang-orang yang lemah tidak mampu memenej keluarga, satu istri saja sudah cukup.

Renungkanlah ayat-ayat al Quran di bawah ini,
وَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تُقْسِطُوا فِي الْيَتَامَىٰ فَانْكِحُوا مَا طَابَ لَكُمْ مِنَ النِّسَاءِ مَثْنَىٰ وَثُلَاثَ وَرُبَاعَ ۖ فَإِنْ خِفْتُمْ أَلَّا تَعْدِلُوا فَوَاحِدَةً أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ ۚ ذَٰلِكَ أَدْنَىٰ أَلَّا تَعُولُوا
Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi: dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya (an Nisaa’ 3)
إِنَّ الْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْقَانِتِينَ وَالْقَانِتَاتِ وَالصَّادِقِينَ وَالصَّادِقَاتِ وَالصَّابِرِينَ وَالصَّابِرَاتِ وَالْخَاشِعِينَ وَالْخَاشِعَاتِ وَالْمُتَصَدِّقِينَ وَالْمُتَصَدِّقَاتِ وَالصَّائِمِينَ وَالصَّائِمَاتِ وَالْحَافِظِينَ فُرُوجَهُمْ وَالْحَافِظَاتِ وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
Sesungguhnya laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyu’, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar. (al Ahzab 35)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا


Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu. (an Nisaa’ 1)
Wallahu alimun hakim. II Nuim Hidayat, Direktur Forum Studi Sosial dan Politik)

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments