Kamis, Mei 16, 2024
BerandaDaerahUpaya Lestarikan Caping Kalo, Nojorono Kudus Persembahkan Tari Cahya Nojorono

Upaya Lestarikan Caping Kalo, Nojorono Kudus Persembahkan Tari Cahya Nojorono

Upaya Lestarikan Caping Kalo, Nojorono Kudus Persembahkan Tari Cahya Nojorono

Berdaulat.id – Budaya nusantara merupakan warisan leluhur yang tak ternilai harganya. Dikenal sebagai sentra industri rokok kretek, Kudus memiliki salah satu warisan berharga yang perlu terus dilestarikan yakni Caping Kalo. Seiring dengan perkembangan zaman, peran Caping Kalo kian menyempit, kini kehadirannya hanya pada momen-momen tertentu saja dan menjadi aksesoris pelengkap yang disematkan pada baju adat wanita Kudus. Kebutuhan penggunaan Caping Kalo yang semakin ditinggalkan, membuatnya terancam punah. Tercatat pengrajin Caping Kalo, hanya tersisa dua orang yang masih menekuni pembuatannya hingga saat ini.

Turut andil dalam pelestarian Caping Kalo, Nojorono Kudus berupaya mengembalikan popularitasnya melalui tarian. Menggandeng Didik Ninik Thowok, sang maestro tari tanah air, yang namanya sudah dikenal hingga mancanegara, Tari Cahya Nojorono dikemas apik memadukan nilai budaya Kudus dengan warisan nilai Nojorono Kudus Bersatu, Berdoa, Berkarya dan Cipta, Karsa, Rasa, Cahya yang merupakan pengejawantahan arti kata Nojorono sendiri. Tari Cahya Nojorono ditampilkan secara apik, disempurnakan dengan kehadiran Caping Kalo yang tak hanya sekadar mempercantik tarian, namun mempertegas identitas warisan budaya khas Kudus.

Dikemas menjadi tiga segmen, menjadikan Tari Cahya Nojorono sebagai tarian yang sarat akan makna filosofis didalamnya. Di segmen pertama, gerakan tari dari petani tembakau dengan atribut Caping Kalo yang sedang mengawali persiapan panen dengan berdoa. Dilanjut dengan gerakan melingkar menyatu, mewakili gambaran para petani bersatu untuk memilih daun tembakau terbaik. Turut dilengkapi atribut daun berwarna hijau, selain melambangkan pilihan daun yang akan dituai, juga mewakili makna kejelian para petani dalam memanen daun terbaik.

Kedua, gerak gemulai mengayunkan daun-daun, menunjukkan proses dinamika tantangan musim kesiapan daun tembakau sebagai bahan baku utama hingga siap olah, yang diakhiri dengan kemunculan penari yang memerankan tokoh Krisna muda. Kemunculan Krisna muda yang tampil menggunakan topeng, merepresentasikan makna penyangkalan jati diri dan ego individu untuk menyelaraskan diri dengan nilai-nilai warisan Nojorono Kudus.

Memasuki segmen ketiga, melanjutkan representasi makna Bersatu dan Berdoa, Krisna muda mengusung sebuah bola yang menjadi perwakilan makna hasil kerja, yakni Berkarya yang memberikan cahaya.

Penari yang terlibat dalam koreografi Tari Cahya Nojorono merupakan karyawan Nojorono Kudus yang digembleng langsung oleh sang maestro tari Didik Ninik Thowok. Bentuk formasi yang terdiri dari 3 dan 2 penari yang menandakan tahun berdirinya Nojorono Kudus di tahun 1932, dan diakhiri dengan formasi penari akhir, yang terdiri dari 14 dan 10 penari yang mewakili tanggal dan bulan dikukuhkannya Nojorono Kudus, yakni 14 Oktober.

“Mayoritas penari terbilang pemula, audisi digelar dan dinilai langsung kelayakannya oleh maestro tari yang namanya sudah tidak asing. Tuntutan bergerak gemulai dan indah dalam koreografi yang penuh makna filosofis Nojorono Kudus, menjadi tantangan besar bagi setiap penari. Kami dilatih keras oleh Mas Didik, mengulang setiap gerakan puluhan bahkan ratusan kali, tentunya latihan ini memberikan pengalaman berharga yang tak akan terlupakan bagi setiap kami, ” ucap Robertus Ipong Sumantri, salah satu penari yang dijumpai saat latihan perdana.

Arief Goenadibrata, selaku Direktur PT Nojorono Tobacco International memaparkan, “Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan budaya. Hal ini merupakan tanggung jawab kita bersama untuk terus menjaga kelestariannya. Nojorono Kudus berkomitmen untuk memberdayakan siapapun yang ingin mempelajari warisan sejarah khas Kudus yaitu Caping Kalo. Kami berharap Tari Cahya Nojorono ini dapat dinikmati menjadi suatu mahakarya indah dan dapat ditampilkan sebagai sumbangsih peran Nojorono dalam pelestarian budaya Indonesia.”

Dibalik intensifnya latihan dan penyelarasan antar penari terpilih sepanjang empat bulan lamanya, Tari Cahya Nojorono diharapkan dapat menginspirasi seluruh lapisan masyarakat semua usia, dan mendorong semangat setiap individu tergerak melestarikan warisan budaya. Sesuai dengan filosofinya yang didasari oleh pengejawantahan Cipta, Karsa, Rasa, dan Cahya, Tari Cahya Nojorono menceritakan tentang sebuah perjalanan kehidupan manusia yang diciptakan untuk terus berkarya sepenuh hati, dan menghembuskan rasa dalam setiap karya yang dihasilkan, serta senantiasa menjadi cahaya yang hangatnya dirasakan banyak insan.

PT NOJORONO TOBACCO INTERNATIONAL Merupakan salah satu perusahaan pelopor rokok kretek di Indonesia. Didirikan oleh Bapak Ko Djee Siong dan Bapak Tan Djing Thay, berawal dari ide mertuanya Tjoa Kang Hay. Perusahaan dikukuhkan pada 14 Oktober 1932 dan berpusat di Kota Kudus, Jawa Tengah. Saat ini, PT Nojorono Tobacco International termasuk dalam kategori industri sigaret lima besar di Indonesia.

PT Nojorono Tobacco International dikenal sebagai pemilik merek dagang Minak Djinggo yang diluncurkan tahun 1932. Minak Djinggo merupakan pelopor inovasi sigaret kretek tangan (SKT). Minak Djinggo bertahan di industri SKT hingga saat ini, cukup dikenal di kalangan petani dan nelayan. Terobosan berikut dari perusahaan adalah diluncurkannya Clas Mild, produk LTLN (Low Tar Low Nicotine) di tahun 2003. Dalam kurun waktu dua setengah tahun, Clas Mild mengukuhkan diri sebagai produk kretek filter rendah tar dan nikotin (Low Tar Low Nicotine – LTLN) yang disukai konsumen hingga berhasil menjadi produk kretek filter terbaik di Indonesia.

“Kita BERSATU untuk BERDOA dan BERKARYA” Berkiprah selama hampir sembilan dekade, PT Nojorono Tobacco International memiliki warisan prinsip leluhur “Bersatu, Berdoa dan Berkarya” yang ditanamkan oleh pendiri dan diterapkan turun temurun oleh seluruh elemen perusahaan. Bersatu diartikan sebagai kebersamaan yang merupakan satu tekad dan keyakinan sebagai tumpuan dan dasar yang kokoh untuk melandasi kekuatan perusahaan. Berdoa untuk menghadirkan kekuatan yang besar dari sang pencipta untuk senantiasa mendampingi, melindungi dan meridhoi setiap langkah yang ditempuh Nojorono. Berkarya melalui semangat berkarya yang tercipta dari kesungguhan hati akan terwujud hasil yang baik, bernilai dan berdaya guna bagi seluruh elemen di dalam Nojorono.

Berbekal warisan prinsip leluhur, Nojorono membekali core values bagi seluruh jajaran pemangku kepentingan dalam bekerja. Terdapat lima nilai utama F.A.I.T.H yang kesemuanya diadaptasi dari karakter Krishna muda. Fraternity, semangat kekeluargaan dalam menjaga keharmonisan dalam persaudaraan untuk saling bersinergi. Accountability, bertanggung jawab melayani sepenuh hati dan integritas. Innovation, mendorong adanya inovasi dan kreativitas dengan semangat peningkatan dan penyertaan tiada henti. Trustworthy, dipercaya, saling hormat, sopan dan mempunyai motivasi yang tinggi. High Performance, terus mengejar kinerja yang tinggi demi terciptanya pertumbuhan dan profitabilitas yang berkelanjutan.[vl]

RELATED ARTICLES

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Most Popular

Recent Comments